REPRESENTATION OF CIVIL SOCIETY ON DAYAK MALI SONG; TINGETLAH
Abstract
 Syair merupakan salah satu tradisi budaya dari kelompok etnis Dayak Mali yang telah ada turun-temurun. Sajak demi sajak ini disampaikan melalui lagu, sajak, dan mantra. Makalah ini bertujuan untuk menguji dan menafsirkan makna setiap bait dalam lagu yang disebut Tingetlah, yang ditulis dalam bahasa Dayak Mali. Lagu ini mewakili kehidupan orang-orang Dayak Mali yang tinggal di daerah pedesaan di pedalaman Kalimantan Barat. Setiap bait dari lagu tersebut mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat kecil yang semakin terpinggirkan, dengan cara hidup tradisional yang terkikis oleh pembangunan modern. Bahasa yang digunakan dalam lirik menyampaikan kesedihan dan keluhan dari masyarakat tersebut, karena mereka berjuang untuk bertahan hidup dalam keterbatasan yang mereka miliki.
Downloads
References
Crevello, S. (2004). Dayak Land Use Systems and Indigenous Knowledge. Journal of Human Ecology. 16, 69-73.
Haque, E. (2010). Development Enterprises and Encounters wit the Dayak and Moi Communities in Indonesia. Indigenous Knowledge and Learning in Asia/Pacific and Africa. 1, 97-112.
JA, D. D. (2015). Religion and Social Culture of The People of West Kalimantan’s Penata Island. AL-ALBAB Borneo Journal of Religious Studies, 4, 69-84.
Kariya, T., & Rappleye, J. (2010). The Twisted, Unintended Impact of Globalization on Japanese Education. UK: Emerald Group Publishing.
Kifli, G. C. (2007). Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pada Komunitas Dayak di Kalimantan Barat. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 2, 117-125.
Lagu Dayak Batang Tarang-Tingetlah (Voc. Susi). [Video file]. (n.d.). Retrieved from: https://www.youtube.com/watch?v=TREyVFis6-k
Mustafa, A. A. (2008). Model Transformasi Sosial Sektor Informal. Malang: In-Trans Publishing.
Niko, N. (2017). Perempuan Dayak Mali: Melindungi Alam dari Maut. Umbara: Indonesian Journal of Anthropology, 2(2), 78-87. Doi: https://doi.org/10.24198/umbara.v2i2.20447
Niko, N. (2015). Pengembangan Model Pembelajaran Keaksaraan Fungsional dengan Menggunakan Pendekatan Akret Berbasis Life Skill Pada Perempuan Pedesaan. Jurnal Ilmiah CISOC, 1, 19-26.
Putra, S. J., Aminulloh, A., & Dewi, S. I. (2015). Nilai Budaya Dayak Pada Desain Produk Fleksibel Merchandise. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 4, 113-138.
Rais, M. (2012). Indeks Kerukunan Antarumat Beragama di Kalimantan Timur. Jurnal ANALISA. 19. 189-200.
Riwut, N. (2011). Bawin Dayak: Kedudukan, Fungsi, dan Peran Perempuan Dayak. Yogyakarta: Galang Press.
Sasono, A. (1987). Masalah Kemiskinan dan Fatalisme. Jakarta: UI-Press.
Seli, S. (2010). Pandangan dan Sikap Hidup Suku Dayak Bakati yang Tercermin dalam Cerita Rakyat Dayak Bakati. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura.
Setyawan, A. D. (2010). Biodiversity Conservation Strategy in a Native Perspective; Case Study of Shifting Cultivation at The Dayaks of Kalimantan. Nusantara Bioscience, 2, 97-108.
Setyowati, M.S., Riswan, S., & Susiarti, S. (2005). Etnobotani Masyarakat Dayak Ngaju di Daerah Timpah Kalimantan Tengah. Jurnal Tek. Ling P3TL-BPPT, 6, 502-510.
Suharto, E. (2009). Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung: ALFABETA.
Trijono, L. (2007). Pembangunan Sebagai Perdamaian. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. [Pdf. file]. (n.d.). Retrieved from: www.dpr.go.id>uu>UU_2009_11
Wardhana, D. (2010). Multidimensional Poverty Dynamics in Indonesia (1993-2007). The University of Nottingham.
Wiati, C. B., & Angi, E. M. (2014). Studi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Oleh Masyarakat Desa Setulang di Kabupaten Melinau, Kalimantan Utara. JURNAL Penelitian Dipterokarpa, 8, 97-108.
Harga Karet dan Sawit Jeblok, Orang Miskin di Kalbar Bertambah. | Pro Kalbar. (n.d). Retrieved from: http://kalbar.prokal.co/read/news/164-harga-karet-dan-sawit-jeblok-orang-miskin-di-kalbar-bertambah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.